BAB II
PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA
SEBAGAI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
A. Pendidikan Seumur Hidup
PKN objek studinya adalah orang yang telah
memiliki status sebagai warga negara. Status orang sebagai warga negara di
berikan sejak ia lahir dan sampai dia meninggal, maka dapat di katakan bahwa
status warga negara di miliki seseorang seumur hidupnya.
Pendidikan seumur hidup di sebut pula life
long education ( life : hidup, education : pendidikan, long : panjang ). Life
long education menunjukan bahwa waktu belajar itu mulai awal / permulaan
kehidupan dan berakhir setelah kehidupan berakhir ( mati ). Life long education berarti pula
life long learning ( belajar yang berlangsung terus-menerus seumur hidup )
John dewey mengatakan bahwa pendidikan dan
belajar adalah proses hidup. Pendidikan seumur hidup bukan sekedar
penataran-penataran bagi karyawan-karyawan, tetapi yang penting memberikan
layanan terhadap perkembangan pribadi sepanjang hayat.
Pendidikan seumur hidup merupakan suatu
proses budaya yang dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan
pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan kualitas manusia sesuai dengan
hakekat dan kodratnya sebagai manusia.
Program pendidikan seumur hidup (PKN) adalah
program yang di integrasikan dengan kehidupan yang nyata dalam masyarakat.
Program itu mengandung maksud pengembangan kepribadian secara penuh yang di
sesuaikan dengan kehidupan nyata masyarakat serta tanggungjawab nasional dan
internasional yang sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.pendidkan tidak hanya
bersifat akademik melainkan juga mengandung sifat vocational dan kebudayaan.
Pendidikan yang terintegrasikan mengandung
pengertian :
-
Pendidikan yang bukan hanya mengejar kepuasan lahiriah, tetapi juga
sekaligus mencapai kepuasan batiniah. Dengan demikian akan dapat di capai
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian kehidupan seseorang.
-
Pendidikan yang terintegrasikan mengandung maksud pula terjadinya
penyesuaian antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
-
Melalui PKN di harapkan pula dapat terjadi kesinambungan antara
lingkungan pendidikan pertama ( informal ), lingkungan pendidikan kedua (
formal ), dan lingkungan pendidikan ketiga ( nonformal ). Melalui PKN di
harapkan apa yang di kehendaki oleh GBHN, yaitu bahwa pendidikan merupakan
tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah dapat
terwujud.
Pendidikan seumur hidup mengandung beberapa
prinsip. Menurut paul lengrand bahwa prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup
adalah :
-
Terjaminya continuitas pendidikan, tanpa menimbulkan kebosanan
pengetahuan.
-
Dalam mencapai tujuan khusus yang ada dalam masyarakat perlu adanya
penyesuaian antara program dan cara / metode.
-
Pembinaan manusia di tunjukan untuk mencapai kehidupan yang dapat
terjadi penggantian dan perubahan bentuk.
-
Penggunaan bermacam sarana latihan dan penerangan selain yang di gunakan
dalam dunia pendidikan.
-
Kaitan yang erat antara berbagai bentuk tindakan dan tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut edgar fours dalam lapangan
komisi internasional untuk pengembangan pendidikan UNESCO menyebutkan
prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup sebagai berikut :
-
Prinsip membimbing untuk posisi pendidikan.
-
Perspektif menyeluruh.
-
Kurang formalitas dalam pendidikan.
-
Mobilitas dan pilihan.
-
Pendidikan prasekolah merupakan pendidikan prakondisi yang asasi bagi
kebijaksanaan pendidikan dan kebudayaan.
-
Pendidikan dasar.
-
Memperluas pendidikan umum.
-
Mobilitas kejuruan yang maksimal.
-
Pendidikan dari perdagangan dan industri.
-
Variasi dalam pendidikan tinggi.
-
Kriteria, seleksi.
-
Pendidikan orang dewasa.
-
Pandai membaca menulis.
-
Belajar sendiri.
-
Teknologi pendidikan.
-
Penerapan teknik baru.
-
Kedudukan pengajar.
-
Latihan pengajar.
-
Pendidikan konvensional.
-
Tempat pelajar dalam kehidupan sekolah.
-
Tanggungjawab belajar.
B.
Karakteristik Pendidikan Seumur Hidup
Menurut study yang di persiapkan UNESCO
institute for education bekerja sama dengan IERS ( The International
Educational Reporting Service ), menetapkan karakterstik Pendidikan Seumur
Hidup sebagai berikut :
-
Totalitas
-
Kualitas hidup
-
Integrasi
-
Demokratisasi
-
Saling hubungan tingkatan pendidikan
-
Fleksibilitas
-
Saling hubungan antara pekerjaan dan pendidikan
-
Kesamaan memperoleh kesempatan
-
Mengubah formula pada pola pendidikan
Selanjutnya menurut UNESCO Institute for
education bekerja sama dengan Meditarenean General Fondation di Hanburg,
menetapkan karakteristik pendidikan seumur hidup sebagai berikut :
-
Pendidikan tidak terminal pada akhir pendidikan formal di sekolah,
tetapi suatu proses pendidikan seumur hidup.
-
Pendidikan seumur hidup tidak membatasi pada pendidikan orang dewasa,
tetapi meliputi dan mempersatukan semua tingkatan pendidikan pra sekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah, dan seterusnya. Jadi memandang pendidikan
sebagai totalitas.
-
Rumah sebagai tempat pertama, di ketahui paling banyak memainkan peranan
penting dalam inisiatif proses belajar seumur hidup.
-
Pendidikan seumur hidup termasuk kedua pola pendidikan formal dan
nonformal, baik yang di rencanakan maupun berupa pelajaran insidental.
-
Masyarakat, juga sebagai tempat yang mempunyai peranan dan andil yang
penting dalam sistem pendidikan seumur hidup, sejak anak mulai mengadakan
kontak dengannya dan fungsi pendidikannya berlangsung terus sepanjang hidup.
-
Lembaga pendidikan, seperti lembaga sekolah, universitas dan pusat
latihan tentu saja penting, tetapi hanya salah satu agen-agen pendidikan seumur
hidup.
-
Pendidikan seumur hidup mengusahakan kesinambungan dan artikulasi
sepanjang dimensi vertikal.
-
Pendidikan seumur hidup juga mengusahakan integrasi horisontal dan
dimensi-dimensi yang mendalam pada setiap tingkat dalam kehidupan.
-
Berbeda dengan bentuk pendidikan yang bersifat elit, maka pendidikan
seumur hidup itu bersifat universal dan menunjukan demokratisasi dalam
pendidikan.
-
Pendidikan seumur hidup di tandai dengan keluwesan dan keanekaragaman
dalam isi, alat-alat dan cara belajar serta waktu belajar.
-
Pendidikan seumur hidup adalah pendekatan yang dinamis pada pendidikan
yang memungkinkan penyesuaian alat-alat dan media pada perkembangan baru.
-
Pendidikan seumur hidup memungkinkan penggunaan pola alternatif dan
bentuk-bentuk perubahan pendidikan.
-
Pendidikan seumur hidup mempunyai 2 komponen besar yaitu : umum dan
profesional.
-
Fungsi-fungsi adaptasi dan inovasi dari individu dan masyarakat di capai
melalui pendidikan seumur hidup.
-
Pendidikan seumur hidup melaksanakan fungsi korektif yaitu memelihara
hasil-hasil sistem pendidikan yang telah ada.
-
Tujuan pokok pendidikan seumur hidup adalah mencapai dan memperbaiki
kualitas hidup.
-
Ada 3 persyaratan utama untuk pendidikan seumur hidup yaitu keseempatan
yang baik, motivasi dan kemampuan untuk memperoleh manfaat belajar.
-
Pendidikan seumur hidup adalah suatu prinsip organisasi dari seluruh
pendidikan.
C.
PKN Sebagai Pendidikan Seumur Hidup
Melihat dari kenyataan di kehidupan kita, PKN
tidak hanya di berikan di lingkungan pendidikan formal ( sekolah ) saja, tetapi
juga di lingkungan pendidikan informal ( keluarga ) dan pendidikan nonformal (
masyarakat ). Oleh karena itu, PKN yang mempunyai tujuan membina agar manusia
menjadi warga negara yang baik merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah.
Menurut Skager dan Dave, bahwa kurikulum
sekolah pendidikan seumur hidup memiliki kriteria sebagai berikut :
-
Memandang belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan, dari masa
kanak-kanak sampai dewasa.
-
Dilihat dalam kontek belajar yang serempak berlangsung di keluarga,
masyarakat, tempat kerja, dsb.
-
Mengenal hakekat kesatuan pengetahuan dan hubungan antara bidang studi.
-
Mengetahui bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan yang utama.
-
Menekankan tentang pentingnya
terbentuknya orang-orang outodidak.
-
Memperhitungkan kebutuhan akan pemahaman dan pembaharuan sistem
nilai-nilai yang maju oleh individu.
PKN sebagai pendidikan seumur hidup khususnya
program PKN di sekolah harus mencangkup :
-
Pembinaan kesadaran tentang kebutuhan terhadap pendidikan seumur hidup
itu sendiri. Pendidikan juga bertujuan mengembangkan tanggungjawab pribadi bagi
kemajuan kehidupan dengan mencari pengetahuan baru.
-
Pengembangan potensi yang mencangkup :
a. Pengembangan potensi yang di peroleh dari
berbagai strategi belajar,seperti di bawah bimbingan guru, belajar sendiri
secara kelompok.
b. Pengembangan kecakapan-kecakapan belajar
seperti membaca, mengadakan pengamatan, komunikasi verbal dan nonverbal.
c. Pengembangan
kecakapan-kecakapan intelektual, seperti berpikir kritis, dll.
d. Pengembangan media belajar, seperti buku,
majalah, televisi, dll
e. Pengembangan kecakapan mengadakan
identifikasi kebutuhan belajar.
-
Pengintegrasian antara pengalaman sekolah dan di luar sekolah, seperti :
a. Dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan.
b. Pelajaran di sekolah dan di luar sekolah
saling berhubungan.
D. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Tujuan
pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup :
1.
Mengembangkan potensi kepribadian manusia
sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal
mungkin.
2.
Dengan mengingat proses pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar
berlangsung seumur hidup.
E. Pendidikan Seumur Hidup Dalam
Berbagai Perspektif
Dasar-dasar pemikiran long life
education
1.
Tinjauan ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai
hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan
seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.
2.
Tinjauan ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam
tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk:
a. Meningkatkan produktivitasnya
a. Meningkatkan produktivitasnya
b.
Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang
dimilikinya
c.
Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan
menyenangkan
d.
Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak
secara tepat
3.
Tinjauan sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang
dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan.
Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.
4.
Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara
filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
5.
Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin
berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka
pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya.
6.
Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya
dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang
hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup
merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur
hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar