SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA
A. Pengertian
Sintaksis
Sintaksis merupakan salah satu cabang
ilmu bahasa yang mengkaji tentang kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata sintaksis berasal
dari bahasa Yunani, yaitu sun yang
berarti “dengan” dan kata tattein yang
berarti “menempatkan”. Jadi, yang di maksud sintaksis yaitu
menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompook kata dan kelompok-kelompok
kata menjadi kalimat (Verhaar : 1993). Dengan kata lain, sintaksis mempelajari
struktur frase dan kalimat (Ramlan : 1993). Berdasarkan pengertian tersebut,
dapat di katakan bahwa satuan sintaksis adalah kata.
B. Struktur Sintaksis
Secara umum struktur sintaksis terdiri dari
susunan subjek (S), predikat (P),
objek (O), dan keterangan
(K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia.
berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku,
penderita, dan penerima berkenaan dengan peran sintaksis.
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan
kata, bentuk kata, dan intonasi, bisa juga ditambah dengan konektor yang biasanya disebut konjungsi. Peran ketiga
alat sintaksis itu tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.
C.
Satuan-Satuan Sintaksis
Pada awal pembahasan, di katakan bahwa
satuan-satuan sintaksis adalah kata, frase, klausa,dan kalimat.
1.
Kata
Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis,
kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, penanda kategori sintaksis, dan
perangkai frase, klausa, dan kalimat. Jenis kata ada 2 macam, yaitu kata penuh
(fulword) dan kata tugas (function word). Kata penuh adalah kata yang secara
leksial memiliki makna dan dapat berdiri sendiri sebagai satuan ujaran,
misalnya kata manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, air, merah, putih, kacang,
pergi, tari, dan sebagainya. Sedangkan kata tugas adalah kata yang secara
leksial tidak mempunyai makna dan di dalam pertuturan tidak dapat berdiri
sendiri, misalnya kata dan, di, ke, dari, walaupun, dll.
2.
Frase
Frase adalah gabungan dua kata atau lebih
yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga di sebut dengan gabungan kata yang
mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer 2003:222). Sama
halnya dengan kata, frase juga berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis.
Berdasarkan pengertian di atas, frase
memiliki 2 sifat yaitu :
-
Frase merupakan satuan
gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih
-
Frase selalu
terdapat dalam suatu fungsi unsur klausa
atau kalimat, yaitu S,P,O,K.
Untuk lebih memahami tentang frase,
perhatikan contoh berikut :
Penjual bunga sedang merangkai mawar merah
a.
Penjual bunga : Subjek
b.
Sedang merangkai : Predikat
c.
Mawar merah : Objek
Frase penjual bunga, di bentuk dengan cara
memperluas kata benda (penjual) dengan kata benda (bunga), frase sedang
merangkai di bentuk dengan cara memperluas kata kerja (merangkai) dengan kata
keterangan (sedang), sedangkan frase mawar merah, di bentuk dengan memperluas
kata benda (mawar) dan kata sifat (merah). Pembentukan frase, selain memperluas
kata benda dan kata kerja, juga memperluas kata sifat, misalnya frase marah
besar, yang terbentuk dengan memperluas kata sifat (marah) dengan kata sifat
(besar).
Widjono (2007:140) membedakan frase
berdasarkan kelas katanya, yaitu frasa verbal, frase adjektiva, frasa
pronominal, frasa adverbia, frase numeralia, frasa interogrativa koordinatif,
frasa demonstrativa koordinatif, dan frasa preposisional koordinatif.
a)
Frasa verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata
yang dibentuk oleh kata kerja. Frasa verbal terdiri dari tiga macam seperti
yang di jelaskan berikut ini:
-
Frasa verbal modifikasi
( pewatas ) yang dibedakan menjadi
v Pewatas belakang seperti contoh berikut ini
(1) Ia bekerja keras sepanjang hari
(2) Orang itu bekerja cepat setiap hari
v Pewatas depan seperti contoh berikutini
(1) Kami akan menyanyikan lagu kebangsaan
(2) Mereka pasti menyukai makanan itu
-
Frasa verbal koordinatif
yaitu dua verbal yang disatukan dengan dua kata penghubung dan, atau ,atau seperti
contoh berikut ini:
(1) Mereka mencuci dan menjemur pakaian
(2) Kita pergi atau menunggu ayah
-
Frasa verbal apositif
yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Seperti contoh
berikut:
(1) Aie pacah,tempat tinggal saya,akan menjadi pusat pemerintahan kota padang
(2) Usaha pak Ali,menjual kain,kini menjadi grosir
b)
Frasa Adjektival
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat dan
keadaan sebagai inti (yang diterangkan ) dengan menambahkan kata lain yang
berfungsi menerangkan seperti agak,dapat,harus,kurang,lebih,
dan sangat.Frasa adjektival mempunyai tiga jenis seperti yang dijelaskan
berikut:
-
Frasa adjektival
modifikasi ( membatasi ) contohnya adalah sebagai berikut:
(1) Tampan nian kekasih barumu
(2) Hebat benar kelakuannya
-
Frasa adjektival
koordinator ( menggabungkan ) contohnya adalah sebagai berikut:
(1) Setelah pindah,dia aman tentram dirumah barunya
(2) Dia menginginkan pria tegap kekar
untuk menjadi suaminya
-
Frasa adjektival
apositif seperti contoh berikut ini:
(1)
Srikandi cantik, ayu rupawan,diperistri oleh Arjuna
(2)
Skripsi yang
berkualitas,terpuji dan terbaik di
terbitkan oleh universitas
c)
Frasa Normal
Frasa normal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas
sebuah kata benda.Frasa normal dibagi tiga seperti yang dijelaskan berikut ini:
-
Frasa normal modifikasi
( mewatasi ) misalnya rumah mungil,hari minggu,bulan pertama. Contohnya sebagai
berikut:
(1)
Pada hari minggu layanan pustaka tetap buka
(2)
Pada bulan pertama setelah menikah mereka
sudah mulai bertengkar
-
Frasa normal koordinatif
( tidak saling menerangkan ) misalnya
hak,dan kewajiban, dunia akhirat,lahir batin,serta adil dan makmur.Conthnya
sebagai berikut:
(1)
Seorang PNS harus
memahami hak dan kewajiban sebagai aparatur negara
(2)
Setiap orang
menginginkan kebahagiaan dunia akhirat
-
Frasa normal
apositif,contohnya sebagai berikut;
(1)
Anton mahasiswa teladan itu,kini menjadi dosen
di universitasnya
(2)
Burung Candrawasih,burung langka di iran itu sudah hampir
punah
d)
Frasa adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk oleh keterangan kata
sifat.Frasa adverbal dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut:
-
Frasa adverbial
modifikasi ( mewatasi ) misalnya sngat
pandai,kurang pandai,hampir baik dan sangat pandai.Contohnya dalam kalimat
sebagai berikut:
(1)
Dia kurang pandai bergaul dilingkungan tempat tinggalnya
(2) Kemampuan siswa saya dalam menerangkan dalam katagori hampir baik
-
Frasa adverbial
koordinator ( tidak saling menerangkan ) contohnya sebagai berikut:
(1)
Jarak rumah kekantor kurang lebih dua kilometer
e)
Frasa Pronominal
Frasa pronominal adalah frasa yang dibentuk oleh kata ganti.Frasa
pronominal terdiri dari tiga jenis sebagai berikut;
-
Frasa pronominal
moditifikasi,contohnya sebagai berikut:
(1)
Kami semua dimarahi oleh guru karena ribut
(2)
Mereka berdua minta izin karena mengikuti perlombaan
-
Frasa pronominal
koordinatif,contohnya sebagai berikut:
(1)
Aku dan kau suka dencow
(2)
Saya dan dia sudah lama tidak bertegur sapa
-
Frasa pronominal
apositif,contohnya sebagai berikut:
(1)
Kami bangsa indonesia menyatakan perang
terhadap korupsi
(2)
Mahasiswa para pemuda siap menjadi pasukan
anti korupsi
f)
Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang terbentuk dengan kata
bilangan.Frasa numeralia terdiri dari dua jenis sebagai berikut:
-
Frasa numeralia
modifikasi,contohnya sebagai berikut:
(1)
Mereka memotong dua puluh sapi kurban
(2)
Orang itu menyumbang
pembangunan jalan dua juta rupiah
-
Frasa numeralia
koordinatif,contohnya sebagai berikut;
(1)
Lima atau enam orang melintas kegelapan pada gang itu
(2)
Entah tiga,entah empat dia sudah meminjau uang
saya
g)
Frasa Introgatif
koordinatif
Frasa introgatif koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata
tanya.Contohnya sebagai berikut;
(1)
Jawaban apa atau siapa merupakan ciri dari
subyek kalimat
(2)
Jawaban mengapa dan bagaimana merupakan pertanda
predikat
h)
Frasa Demostrativa
koordinatif
Frasa demostrativa koordinatif adalah frasa yang dibentuk dengan dua kata
yang saling menerangkan contohnya sebagai berikut:
(1)
Saya bekerja disana atau disini sama saja
(2)
Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah
i)
Frasa Proposional
koordinatif
Frasa proposional koordinatif adalah dibentuk dari kata depan dan tidak
saling menerangkan.Contohnya sebagai berikut:
(1)
Perjalanan kami dari dan ke bandung memerlukan enam
jam
(2)
Koprasi dari,oleh dan untuk anggota
3.
Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis yang berupa
runtunan kata-kata yang berkontruksi predikatif (Chaer : 1994). Artinya, di
dalam konstruksi tersebut, terdapat komponen kata atau frase yang berfungsi
sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan. Di dalam sebuah klausa,
minimal harus mengandung subjek dan predikat, sedangkan objek dan keterangan
bersifat fakultatif atau tudak wajib ada. Untuk mempermudah pemahaman tentang
klausa perhatikan contoh konstruksi berikut ini.
a.
Ima menangis
S P
b.
Ima membeli baju baru
S P O
c.
Ima datang kemarin sore
S P Ket
d.
Ima menyiram bunga melati setiap pagi
S P O Ket
Melihat contoh di atas, yang jadi
pertanyaan sekarang adalah apa bedanya klausa dengan kalimat ? ya, benar
sekali. Di dalam klausa tidak ada intonasi final, baik intonasi deklaratif,
interogatif, maupun interjektif, sedangkan sebuah konstruksi bila di berikan
intonasi final, maka di sebut kalimat. Contohnya :
a.
Imah menangis ?
b.
Imah membeli baju baru ?
Pertanyaan berikutnya adalah dimanakah
letak klausa dalam sintaksis ? Ya, kalau kata dan frase mengisi fungsi-fungsi
sintaksis, maka klausa menjadi pengisi kalimat.
Jenis-jenis klausa :
a.
Berdasarkan strukturnya
·
Klausa Bebas
Klausa bebas yaitu klausa yang mempunyai
unsur-unsur yang lengkap atau sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan
predikat.
Contohnya : Ima menangis
·
Klausa terikat
Klausa terikat, yaitu klausa yang tidak
memiliki struktur yang lengkap. Di dalam klausa terikat, mungkin hanya subjek
saja, objek saja, atau keterangan saja.
Contohnya : Anak itu
Kemarin malam
Klausa terikat biasanya di gunakan
sebagai kalimat jawaban. Misalnya klausa anak
itu digunakan untuk menjawab pertanyaan siapa
yang memecahkan piring ini ?, kemudian klausa kemarin malam, di gunakan untuk menjawab pertanyaan kapan kamu datang ?.
b. Berdasarkan
kategori unsur segmentalnya
·
Klausa Verbal
Klausa
verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verbal.
Contohnya
: Dia berlari
Imah menangis
·
Klausa Nominal
Klausa
nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori nomina.
Contohnya
: Ayahnya pilot
Kakeknya petani
·
Klausa Adjektival
Klausa
adjektival adalah klausa yang predikatnya berkategori adjektiva.
Contohnya
: Gedung itu tinggi
Hari ini langit cerah
·
Klausa Adverbial
Klausa
adverbial adalah klausa yang predikatnya berkategori adverbia.
Contohnya
: Dia sangat mencintai ibunya
Dia hampir menabrak anjing
·
Klausa Preposisional
Klausa prepoisional adalah klausa yang
predikatnya berupa frase yang
berkategori preposisi.
Contohnya : Pamanya di Bandung
Kakeknya di kebun
·
Klausa Numeralia
Klausa
numeralia adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia.
Contohnya
: Anaknya dua orang
Mobilnya tiga buah
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil
yang merupakan kesatuan pikiran (widjono : 1946). (Manaf : 2009.1) lebih menjelaskan
dengan membedakan kalimat menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa
lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang mempunyai ciri sebagai berikut :
a. Satuan
bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan frasa dengan
frasa atau gabungan kata dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas
yang mengandung satu subjek dan predikat, baik unsur fungsi itu eksplisit atau
implisit.
b. Satuan
bahasa itu sendiri di dahului oleh kesenyapan awal, di selingi atau tidak di
selingi oleh kesenyapan antara dan di akhiri oleh kesenyapan akhir yang berupa
intonasi final. Yaitu intonasi tanyaa, perintah, berita dan kagum.
Dalam bahasa tulis, kalimat adalah
satuan bahasa yang di awali huruf kapital, di selingi atau tidak di selingi
tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;) dan di akhiri dengan lambang
intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?) atau tanda seru (!).
Jenis kalimat dapat di bedakan
berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat, jumlah pola kalimat dan
kategori predikatnya.
a. Jenis
kalimat berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat
·
Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya
mengandung satu unsur inti atau pusat. Kalimat minor biasanya di pakai sebagai
jawaban dari sebuah pertanyaan.
Contohnya : Sedang pergi
Sedang lapar
·
Kalimat Mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang
sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti, yaitu subyek dan predikat.
Contohnya : Kakaknya mahasiswa STKIP
Bumiayu
Kakeknya petani cengkeh yang sukses
b. Berdasarkan
jumlah pola kalimat
·
Kalimat Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat.
Contohnya
: ibunya sangat ramah
S
P
·
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri dari dua atau lebih pola kalimat. Berdasarkan sifat hubunganya tiap
pola kalimat atau di sebut juga klausa-klausa yang terdapat di dalam kalimat, maka kalimat majemuk di bedakan
atas kalimat majemuk setara (kalimat majemuk koordinatif) dan kalimat majemuk
bertingkat (kalimat majemuk subkoordinatif).
Kalimat majemuk setara adalah kalimat
majemuk yang di bentuk dengan cara menggabungkan beberapa kalimat tunggaldan
kalimat-kalimat tunggal tersebut bukan merupakan perluasan dari salah satu
fungsi dari kalimat tersebut, serta masing-masing kalimat tunggal memiliki
kedudukan yang sama. Misalnya penggabungan antara kalimat ibunya sangat ramah, bapaknya pendiam, di gabungkan menjadi ibunya sangat ramah dan bapaknya pendiam.pada
kalimat tersebut terdapat dua buah klausa yang memiliki kedudukan yang sama.
Klausa-klausa tersebut di hubungkan dengan konjungsi dan. Selain konjungsi dan,
masih ada beberapa lagi konjungsi yang di gunakan untuk membentuk kalimat
majemuk setara, yaitu seperti, tetapi,
atau, lalu. Akan tetapi tak jarang hubungan antar klausa dalam kalimat
majemuk setara tanpa menggunakan konjungsi, misalnya : nenekku pandai bernyanyi, kakekku pandai bermain musik, cucu-cucunya
pandai menari.
Sedangkan kalimat majemuk bertingkat
adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya di perluas sehingga perluasan itu
membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru dan pola-pola kalimat tersebut
tidak sederajat atau setara. Pembentukan kalimat majemuk bertingkat, dapat di
lakukan dengan cara menggunakan kata penghubung antarakalimat (sebelum, sesudah, agar, supaya sebab,akibat,jika,jikalau,walaupun,bahwa)
misalnya
kalimat:
(a)
Akibat hujan yang tidak
berhenti selama tiga jam, Jakarta dilanda banjir
(b)
Saya akan tetap datang
ke pestanya walaupun tidak di undang
Selain itu, pembentukan
kalimat mejemuk bertingkat dilakukan dengan cara memperluas
subjek,predikat,atau keterangan,misalnya kalimat:
·
Bu Ratna guru di SLTP Teladan
S P ket.tempat
Perhatikan perluasan
fungsi subjek kalimat diatas sehingga menjadi kalimat berikut ini!
·
Bu Ratna guru
di SLTP Teladan
S P Ket.tempat
Bu
Ratna
yang berwibawa itu guru
di SLTP Teladan
S P P Ket.tempat
Sehingga pola kalimat
tersebut adalah S-P,S-P-Ket.Tempat
Perluasan fungsi
predikat pada kalimat diatas sehingga menjadi kalimat berikut ini.
·
Bu Ratna guru diSLTP Teladan
S P Ket.tempat
·
Bu Ratna guru tercantik di SLTP Teladan
S P P Ket.tempat
Sehingga pola kalimat
tersebut adalah S-P,S-P-Ket.Tempat
Berdasarkan kategori
predikatnya,jenis kalimat dibedakan menjadi kalimat verbal dan
nonverbal.Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa,atau kalimat
predikatnya berupa kata atau frase yang berkatagori verbal,misalnya:
Ø Budi
merayu Hapsari
Ø Citra
menikmati indahnya alam
v Kalimat
verbal dibedakan atas:
(a) Kalimat
verbal transitif yaitu kalimat predikatnya berupa verba yang biasanya diikuti
oleh objek,misalnya pada kalimat ditas
(b) Kalimat
verbal intransitif yaitu kalimat yang predikatnya tidak memiliki objek,misalnya
pada kalimat:
Ø Anita
menangis
(c) Kalimat
aktif yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja aktif,misalnya kalimat:
Ø Kakek
membaca koran setiap pagi
(d) Kalimat
pasif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba pasif,misalnya kaluimat:
Ø Bola
ditendang Rudi
Ø Bunga-bunga
itu disiram Ratna setiap pagi
v Kalimat
nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata atau frase verbal,tetapi
dapat berupa:
(a)
Kata atau frase
nominal,misalnya pada kalimat:
Ø Ibunya
buruh pabrik
Ø Pamannya
pedagang dipasar Tanah Abang
(b)
Kata atau frase
adjektival,misalnya pada kalimat:
Ø
Mukanya memerah
Ø Lukanya mengering
Ø Tubuhnya
menghitam
(c)
Kata atau frase
numeralia,misalnya pada kalimat:
Ø Anaknya
dua orang
Ø Gajinya
satu juta
DAFTAR
PUSTAKA
1. Chaer,Abdul.
2003. Linguistik Umum. Jakarta :
Rineka Cipta
2. Widjono,HS.
2007. Bahasa Indonesia : Mata Kuliah
Perkembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo
3. Manaf,Ngusman
Abdul 2009. Sintaksis : Teori dan
Terpannya dalam Bahasa Indonesia. Padang : Sukabina Press
4. Ramlan.
1993.Kamus besar bahasa indonesia.Edisi
kedua.Jakarta:Balai pustaka
5. Shadily,
Hassan, (ed). 1980. Ensiklopedi indonesia
I. Jakarta:Penerbit Buku Ichtiar Baru- Van Hoeve
Tidak ada komentar:
Posting Komentar